![]() |
LOGO PONPES SABILUL HUDA ARAB |
BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM
MAKALAH
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK USIA SMP/MTs
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Amir Maliki Abitolhah, M.Ag
Disusun Oleh :
ABDUL FATAH
NIM : 16. 062.102.092
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN
PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar.
Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.
Karena konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni persoalan-persoalan yang senantiasa melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi pendidikan ini pada umumnya adalah pada pendidik. Mereka memang dituntut untuk menguasai bidang ilmu ini agar mereka, dalam menjalankan fungsinya, dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong yang besar terhadap berlangsungnya tindakan-tindakan belajar secara efektif.
Pertumbuhan yang terjadi sebagai perubahan individu lebih mengacu dan menekankan pada aspek perubahan fisik kearah yang lebih maju. Dengan katalain, pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu serta berlangsung dalam periode tertentu. Oleh karena itu, sebagai hasil dari pertumbuhan adalah bertambahnya beratatau tinggi badan, tulang otot menjadi lebih kuat, lingkar tubuh menjadi lebihbesar, dan organ tubuh menjadi lebih sempurna. Pada akhirnya, pertumbuhan ini mencapai titik akhir yang berarti bahwa pertumbuhan telah selesai. Bahkan pada usia tertentu, misalnya usia lanjut, justru terdapat bagian-bagian fisik tertentu yang mengalami penurunan dan pengurangan. Sedangkan perkembangan lebih mengacu pada perubahan karakter yang khas dari gejala-gejala psikologis ke arah yang lebih maju.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia mengalami beberapa tahapan, dimana dari setiap tahap memiliki suatu identitas dan karakteristik tersendiriyang dipengaruhi oleh banyak faktor. Perkembangan dapat dicapai karenaadanya proses belajar dan proses belajar hanya mungkin berhasil jika adasuatu pembelajaran yang sesuai dengan tahapan yang sesuai pula.Masa remaja terletak diantara masa anak dan masa dewasa. Masa Remajaadalah tahapan yang pada umumnya dimulai sekitar usia 13 tahun. Awal masa remaja ditandai dengan pertumbuhan fisik sangat pesat dengan mulai berfungsinya hormon-hormon sekunder pada permulaan masa remaja. Pertanda fisik yang sudah menyerupai manusia dewasa ini tidak di ikuti dengan perkembangan psikis yang sama pesatnya.
Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju kehidupan orang dewasa merupakan masa yang sulit dan penuh gejolak sehingga sering disebut sebagaimasa badai dan topan (strum and drang), masa pancaroba dan berbagai sebutan lainnya yang menggambarkan banyaknya kesulitan yang dialami padamasa perkembangan ini.Dari suatu perubahan yang terjadi pada masa remaja ini membawa suatukonsekuensi mengenai metode dan materi tentang kegiatan pembelajaran. Namun perubahan yang terjadi di dalam individu ini juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitarnya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalahsebagai berikut :
Apa pengertian psikologi dan pendidikan?
Apa objek kajian psikologi dan psikologi pendidikan?
Apa ruang lingkup psikologi pendidikan?
Apa Karakteristik Perkembangan Psikologi Anak SMP ?
Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan yang ingin dicapai antara lain untuk :
Apa pengertian psikologi dan pendidikan?
Apa objek kajian psikologi dan psikologi pendidikan?
Apa ruang lingkup psikologi pendidikan?
Mengetahui Apa Karakteristik Perkembangan Psikologi Anak SMP ?
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Psikologi dan Psikologi Pendidikan
Ibarat sebuah bangunan tanpa pondasi yang kuat tentu akan mudah roboh. Begitu juga dalam mempelajari suatu ilmu. Sebelum mempelajari Psikologi Sosial, sudah sepatutnya kita mencari tahu, memahami dan menyamakan persepsi terlebih dahulu tentang definisi (pengertian) dari ilmu yang kita pelajari.
Psikologi yang dalam istilah lama di sebut ilmu jiwa itu berasal dari kata Bahasa Inggris “Psychology”. Kata psychology merupakan dua akar kata yang bersumber dari bahasa Greek (Yunani), yaitu: (1) psyche yang berarti jiwa; (2) logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi adalah ilmu jiwa atau bisa di sebut ilmu yang mempelajari kejiwaan atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa manusia. Karena para ahli jiwa mempunyai penekanan yang berbeda, maka definisi yang dikemukakan juga berbeda-beda. Beberapa pengertian yang dirumuskan oleh para ahli itu antara lain sebagai berikut:
Bruno (1987) membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (pendidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”. ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme.
Chaplin (1972) dalam dictionary of Psychology mendefinisikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan dalam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan.
“Psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya, atau disebut dengan ilmu jiwa.
Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat membedakan antara nyawa dengan jiwa. Nyawa adalah daya jasmaniah yang adanya tergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan badaniah, yaitu perbuatan yang di timbulkan oleh proses belajar. Misalnya : insting, refleks, nafsu dan sebagainya. Jika jasmani mati, maka mati pulalah nyawanya. Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Perbutan pribadi ialah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang di mungkinkan oleh keadaan jasmani, rohaniah, sosial dan lingkungan. Proses belajar ialah proses untuk meningkatkan kepribadian (personality ) dengan jalan berusaha mendapatkan pengertian baru, nilai-nilai baru, dan kecakapan baru, sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses, dalam menghadapi kontradiksi-kontradiksi dalam hidup. Jadi jiwa mengandung pengertian-pengertian, nilai-nilai kebudayaan dan kecakapan-kecakapan.
Pengertian psikologi diatas menunjukkan beragamnya pendapat para ahli psikologi. Perbedaan tersebut bermuasal pada adanya perbedaan titik berangkat para ahli dalam mempelajari dan membahas kehidupan jiwa yang kompleks ini. Dan dari pengertian tersebut paling tidak dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah laku dan perbuatan individu, dimana individu tersebut tidak dapat dilepaskan dari lingkungannya.
Pendidikan dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya, “pendidikan” menurut KBBI adalah peroses pengubahan sikap dan tata laku sesorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Psikologi Pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan – penemuan dan menerapkan prinsip – prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
Dari uarian di atas, kita dapat mengetahu pengertian dari psikologi dan pengertian pendidikan itu sendiri.Sepanjang atau selagi kita masih berpendapat bahwa psikologi adalah suatu ilmu yang berusaha menyelidiki semua aspek keperibadian dasar tingkah laku manusia, baik yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah, baik secara teoritis maupun dengan melihat kegunaannya di dalam praktek, baik secara individual maupun dalam hubungannya dengan manusia lain atau lingkungannya, mungkin kita akan mengatakan bahwa ‘psikologi pendidikan’ itu sebenarnya sudah termasuk di dalam psikologi, dan tidak perlu dipersoalkan atau dipisahkan menjadi sesuatu disiplin ilmu tersendiri. Psikologi pendidikan dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada maslah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat erat hubungannya dalam masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar.
Objek Kajian Psikologi dan Psikologi Pendidikan
Objek Kajian Psikologi
Objek Psikologi dibagi menjadi 2, yaitu :
Objek Material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari atau diselidiki, atau suatu unsure yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran, objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret (kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Objeknya yaitu manusia.
Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal juga digunakan sebagai pembeda ilmu yang satu dengan ilmu yang lain ( psikologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain). Objeknya yaitu dari segi tingkah laku manusia, objek tersebut bersifat empiris atau nyata, yang dapat diobservasi untuk memorediksi, menggambarkan sesuatu yang dilihat. Caranya melihat gerak gerik seseorang bagaimana ia melakukan sesuatu dan melihat dari matanya
Dalam makalah ini tidak akan dibicarakan psikologi yang membicarakan hewan atau psikologi hewan, melainkan membicarakan tentang psikologi yang berobyekkan manusia. Yang sampai saat ini dibedakan menjadi dua, yaitu :
Psikologi Umum
Psikologi umum adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktifitas-aktifitas psikis manusia pada umumnya yang dewasa, yang normal, dan yang beradab (berkultur)
Macam-macam psikologi umum :
Psikologi perkembangan : Psikolgi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang mencakuo psikologi anak, psikologi puber atau adolesensi ( psikologi pemuda ), psikologi orang dewasa, psikologi orang tua.
Psikologi social : Psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial.
Psikologi pendidikan : Psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar dan sebagainya.
Psikologi kepribadian dan tipologi : Psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi manusia, mengenai tipe-tipe kepribadian manusia.
Psikopatologi : Psikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang tidak norman atau abnormal.
Psikologi Kriminil : Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal kejahatan atau kriminalitas.
Psikologi perusahaan : Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal perusahaan
Psikologi Khusus
Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia. Hal-hal yang khusus yang menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan dalam psikologi khusus.
Objek Kajian Psikologi Pendidikan
Objek kajian psikologi pendidikan tanpa mengabaikan persoalan psikologi guru terletak pada peserta didik. Karena hakikat pendidikan adalah pelayanan khusus diperuntukkan bagi peserta didik. Oleh karena itu objek kajian psikologi pendidikan, selain teori-teori psikologi pendidikan sebagai ilmu, tetapi lebih condong pada aspek psikologis peserta didik, khususnya ketika mereka terlibat dalam proses pembelajaran.
Menurut Glover dan Ronning bahwa objek kajian psikologi pendidikan mencakup topik-topik tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, hereditas dan lingkungan, perbedaan individual peserta didik, potensi dan karakteristik tingkah laku peserta didik, pengukuran proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran, kesehatan mental, motivasi dan minat, serta disiplin lain yang relean.
Sedangkan menurut Syaodih Sukmadinata dalam Syaiful Sagala mengatakan bahwa objek kajian psikologi pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan peserta didik, dengan dukungan sarana dan fasilitas tertentu yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Psikologi pendidikan berusaha untuk mewujudkan tindakan psikologis yang tepat dalam interaksi antar setiap faktor pendidikan. Pengetahuan psikologis tentang peserta didik menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan. Karena itu, pengetahuan tentang psikologi pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para guru, bahkan bagi tiap orang yang menyadari dirinya sebagai pendidik.
Secara garis besar banyak ahli membatasi objek kajian psikologi pendidikan menjadi tiga macam:
Mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku belajar peserta didik, dan sebagainya;
Mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar peserta didik;
Mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan, baik bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar peserta didik.
Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Jika kita bertanya mengenai lingkup (scope) psikologi pendidikan, maksudnya bertanya tentang apa saja yang dibicarakn oleh psikologi pendidikan, maka berdasarkan berbagai buku psikologi pendidikan akan diperoleh jawaban yang berbeda-beda. Sebagian buku menunjukan lingkup yang luas, sedangkan buku-buku yang lain menunjukkan ingkup yang lebih sempit atau terbatas.
Buku yang lingkupnya lebih luas biasanya membahas selain proses belajar juga membahas tentang perkembangan, hereditas dan lingkungan, kesehatan mental, evaluasi belajar dan sebagainya. Sedangkan buku yang lingkupnya lebih sempit biasanya berkisar pada soal proses belajar mengajar saja. Perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh maksud penulis dalam menulis buku itu. Ada yang bermaksud hanya memberikan pengantar saja, sehingga pembahasanya mengenai lingkup itu cukup luas, akan tetapi kurang mendalam. Sebaliknya ada yang lingkup pembahasannya tidak luas, yaitu berkisar pada proses beljar, akan tetapi pembahasannya cukup mendalam. Jadi, beleh dikatakan bahwa tidak ada dua buku psikologi pendidikan yang menunjukkan ruang lingkup materi yang sama benar. Walaupun demikian, pada dasarnya psikologi pendidikan membahas hal-hal sebagai berikut :
Hereditas dan Lingkungan
Pertumbuhan dan Perkembangan
Potensial dan Karakteristik Tingkah laku
Hasil Proses Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Individu yang Bersifat Personal dan Sosial
Higiene Mental dan Pendidikan dan
Evaluasi Hasil Pendidikan
Disamping itu perlu diketahui bahwa banyak buku psikologi pendidikan yang tidak member judul buku dengan kata-kata psikologi pendidikan, padahal buku itu benar-benar buku psikologi pendidikan, dalam arti buku itu membahas serta mendalami pokok-pokok bahasan tertentu dari psikologi pendidikan. Maka untuk mendalami psikologi pendidikan tidak senantisa harus mempelajari buku yang berjudul psikologi pendidikan.
Namun menurut Sumadi Suryobroto ( 1987 ) Ruang Lingkup psikologi pendidikan meliputi :
Pengetahuan tentang psikologi pendidikan : pengertian ruang lingkup, tujuan mempelajari dan sejarah munculnya psikologi pendidikan
Pembawaaan
Lingkungan fisik dan psikologi
Perkembangan siswa
Proses – proses tingkah laku
Hakekat dan ruang lingkup belajar
Faktor yang mempengaruhi belajar
Hukum dan teori belajar
Pengukuran pendidikan
Aspek praktis pengukuran pendidikan
Transfer belajar
Ilmu statistik dasar
Kesehatan mental
Pendidikan membentuk watak / kepribadian
Kurikulum pendidikan sekolah dasar
Kurikulum pendidikan sekolah menengah
Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh untuk mencapaikematangan”. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti mencakup kematangan mental, emosional,sosial dan fisik.Secara umum remaja dapat didefinisikan sebagai suatu tahapperkembangan pada individu, dimana remaja mengalami perkembanganbiologis, psikologis, moral dan agama. Remaja juga merupakan polaidentifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Dapat dikatakan juga, bahwaremaja adalah masa transisi dari periode anak-anak menuju dewasa.Untuk memudahkan identifikasi, biasanya masa remaja dibatasi olehwaktu tertentu.WHO membagi 2 tahap usia remaja yaitu:
Remaja Awal : 10 – 14 tahun
Remaja akhir : 15 – 20 tahun
Oleh karena itu, anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapatdikategorikan sebagai anak usia remaja awal. Pada umumnya ketika usiaSekolah Menengah Pertama (SMP) adalah masa remaja awal setelah mereka melalui masa-masa pendidikan Sekolah Dasar. Remaja awal ini berkisar antara umur 10-14 tahun. Masa remaja awal atau masa puber adalah periode unik dan khusus yang ditandai dengan perubahan-perubahan perkembangan yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan.
Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14 tahun). Menurut Desmita (2010: 36) ada beberapa karakteristik siswa usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) antara lain:
Terjadinya ketidak seimbangan proporsi tinggi dan berat badan,
Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
Kecenderungan ambivalensi, serta keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan utuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.
Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
Mulai mengembangkan standard dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.
Kecenderungan minat dan pilihan karier relatif sudah lebih jelas.
Menurut Syamsu Yusuf (2004: 26-27) masa usia Sekolah Mengah bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan perannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu sebagai berikut :
Masa praremaja (remaja awal)
Masa praremaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu relatif singkat. Masa ini ditandai oleh sidat-sifat negatif pada si remaja sehingga seringkali masa ini disebut masa negatif dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, pemisitik, dan sebagainya. Secara garis besar sifat-sifat negatif tersebut dapat diringkas, yaitu (a) negatif dalam prestasi, baik prestasi jasmani maupun prestasi mental; dan (b) negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dalam masyarakat (negatif pasif) maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat (negatif aktif).
Masa Remaja (Remaja Madya)
Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja sehingga masa ini disebut masa merindu puja (mendewa-dewakan), yaitu sebagai gejala remaja.
Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita hidup itu dapat dipandanga sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan. Proses penemuan nilai-nilai kehidupan tersebut adalah pertama,karena tiadanya pedoman, si remaja merindukan sesuatu yang dianggap bernilai, pantas dipuja walaupun sesuatu yang dipujanya belum mempunyai bentuk tertentu, bahkan seringkali remaja hanya mengetahui bahwa dia menginginkan sesuatu tetapi tidak mengetahui apa yang diinginkannya. Kedua, objek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi-pribadi yangdipandang mendukung nilai-nilai tertentu 9 jadi personifikasi nilai-nilai). Pada anak laki-laki sering aktif meniru, sedangkan pada anak perempua kebanyakan pasif, mengagumi, dan memujanya dalam khayalan.
Masa remaja akhir
Setelah dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu ke dalam masa dewasa.
Siswa sekolah menengah pertama memiliki usia yang merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia yang remaja. Perilaku yang disebabkan oleh masa peralihan ini menimbulkan berbagai keadaan dimana siswa labil dalam pengendalian emosi. Keingintahuan pada hal-hal baru yang belum pernah ditemui sebelumnya mengakibatkan muncul perilaku-perilaku yang mulai memunculkan karakter diri.
Ciri-ciri Masa Remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.
Ciri Fisik/Biologis
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja perempuan dan perubahan suara pada remaja laki-laki. Saat itu, secara biologis remaja mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophichormones ) yang saling berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu :
Follicle–Stimulating Hormone (FSH); dan 2) Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone; dua jenis hormone kewanitaan. Pada anak laki-laki, luteinizing hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone.
Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut diatas merubah sistem biologis seorang anak.Anak perempuan akan mendpat menstruasi, sebagai pertanda bahwa system reproduksinya sudah efektif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang. Anak laki-lakimulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormone testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.
Ciri Psikologis
Secara umum, dari sisi psikologis seorang remaja memilikibeberapa ciri sebagai berikut:
Kegelisahan Remaja mempunyai banyak idealisme angan-angan atau keinginan yang hendak diwujudkan di masa depan. Akan tetapi sesungguhnya remaja belum memiliki banyak kemampuan yang memadai untuk mewujudkan semua itu. Tarik menarik antara angan yang tinggi dengan kemampuan yang belum memadai mengakibatkan mereka diliputi perasaan gelisah.
Pertentangan Pertentangan pendapat remaja dengan lingkungan khususnyaorang tua mengakibatkan kebingungan dalam diri remaja itusendiri maupun pada orang lain.
MengkhayalKeinginan menjelajah dan berpetualang tidak semuanya tersalurkan. Biasanya terhambat dari segi biaya, oleh karena itu mereka lalu mengkhayal mencari kepuasan. Khayalan ini tidak selamanya bersifat negatif, justru kadang menjadi sesuatu yang konstruktif. Misalnya munculnya sebuah ide cemerlang.
Aktivitas kelompok Berbagai macam keinginan remaja dapat tersalurkan setelah mereka berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama.
Keinginan mencoba segala sesuatuRemaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity),mereka lalu menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala sesuatuyang belum pernah dialaminya.
Perkembangan anak usia SMP
Selama di SMP/ MTs seluruh aspek perkembangan manusia yaitukognitif, afektif dan psikomotorik mengalami perubahan sebagai masa transisi dari masa anak-anak menjadi masa dewasa. Masa remaja dan perubahan yang menyertainya merupakan fenomena yang harus di hadap ioleh guru.
Perkembangan aspek kognitif
Arajoo T.V (1986) menyatakan bahwa aspek kognitif meliputi fungsi intelektual seperti pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan berpikir. Untuk siswa SMP perkembangan kognitif utama yang dialami adalah formal operasional , yang mampu berpikir abstrak dengan menggunakan simbol-simbol tertentu atau mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal yang tidak terikat lagi oleh objek-objek yang bersifat konkrit, seperti peningkatan kemampuan analisis, kemampuan mengembangkan suatu kemungkinan berdasarkan duaatau lebih kemungkinan yang ada, kemampuan menarik generalisasi dan inferensasi dari berbagai kategori objek yang beragam. Selain ituada peningkatan fungsi intelektual, kapabilitas memori dalam bahasadan perkembangan konseptual. Dengan kata lain, bahasa merupakan salah satu alat vital untuk kegiatan kognitif.
Perkembangan aspek afektif
Menurut Arajoo T.V (1986), ranah afektif menyangkut perasaan,modal dan emosi. Perkembangan afektif siswa SMP mencakup prosesbelajar perilaku dengan orang lain atau sosialisasi. Sebagian besarsosialisasi berlangsung lewat pemodelan dan peniruan orang lain.
Perkembangan psikomotorik
Wuest & Combardo (1974) menyatakan bahwa perkembangan aspek psikomotorik seusia SMP ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis sex yang luar biasa. Salah satu perubahan luar biasa tersebut adalah perubahan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan,sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka, dan kadang mengalami proses pencarian jati diri
Peran Lingkungan Terhadap Pembelajaran Anak SMP
Konsep belajar behavioristik memandang manusia sebagai produk lingkungan. Begitupun dalam kasus ini, faktor-faktor lingkungan sekitar mempunyai peran penting dan andil yang kuat dalam proses pembelajaran seorang siswa secara umum, khususnya siswa SMP.
Lingkungan Keluarga
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan anak, khususnya lingkungan keluarga, karena sejak kecil anak hidup bersama keluarga. Menurut Zakiah Daradjat, bahwa ” pendidikan pertama dan utama bagi anak adalah dalam lingkungan keluarga,”. Situasi lingkungan tersebut memberikan andil bagi aktivitas belajar anak.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anak dan remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada aspek moral dan pembentukan kepribadian dari pada pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan. Dasar dan tujuan penyelenggaraan pendidikan keluarga bersifat individual sesuai dengan pandangan hidup keluarga masing-masing, ada keluarga dalam mendidik anaknya mendasarkan pada kaidah-kaidah agama dan menekankan proses pendidikan agama. Ada pula keluarga yang dasar dan tujuan penyelenggaraan pendidikannya berorientasi pada kehidupan sosial dan ekonomi kemasyarakatan dengan tujuan untuk menjadikan anaknya menjadi orang yang produktif dan bermanfaat dalam kehidupan bermasyakarat.
Anak dan remaja di dalam keluarga berkedudukan sebagai anak didik dan orang tua sebagai pendidiknya. Banyak corak dan pola penyelenggaraan pendidikan keluarga, yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga pola pendidikan, yaitu pendidikan otoriter, pendidikan demokratis dan pendidikan liberal. Dalam pendidikan yang bercorak otoriter anak-anak senantiasa harus mengikuti apa yang telah digariskan oleh orang tuanya, sedang dalam pola pendidikan liberal, anak- anak dibebaskan untuk menentukan tujuan dan cita-citanya. Kebanyakan keluarga di Indonesia mengikuti corak pendidikan yang demokratis. Makna pendidikan yang demokratis itu oleh Ki Hajar Dewantara dinyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan itu hendaknya ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, yang artinya : Di depan memberi contoh, di tengah membimbing dan di belakang memberi semangat.
Lingkungan Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan alami kedua yang dikenal oleh anak- anak dan remaja. Remaja telah banyak mengenal karakteristik masyarakat dengan berbagai norma dan keberagamannya. Kondisi masyarakat amat beragam, tentu banyak hal yang harus diperhatikan baik oleh remaja maupun oleh orang tuanya.
Dalam menjalankan fungsi pendidikan, masyakarat banyak membentuk/ mendirikan kelompok-kelompok atau paguyuban atau kursus yang secara sengaja disediakan untuk anak dan remaja dalam upaya mempersiapkan hidupnya di masa depan. Seperti contoh, Karang Taruna, pengajian TPA, kursus komputer berskala desa, atau pelatihan-pelatihan yang bersifat ekonomis yangprofitable merupakan produk nyata pembelajaran di masyarakat.
Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan artificial yang sengaja diciptakan untuk membina anak-anak kearah tujuan tertentu, khususnya untuk memberikan kemampuan dan ketrampilan sebagai bekal kehidupannya di kemudian hari. Lingkungan sekolah merupakan pengaruh besar dalam pembentukan pemikiran manusia untuk menguasai ilmu pengetahuan.
Dilingkungan sekolah ini, remaja mendapat suatu pelajaran dan pengalaman yang berharga yang menjadi bekal untuk langkah-langkah pembelajaran di kehidupan selanjutnya. Sekolah diharapkan memberikan suatu wadah bagi pengembangan secara keseluruhan baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Dibentuknya unit-unit kegiatan siswa (UKS), memfasilitasi sarana dan prasarana yang memadai seperti sarana olahraga, musik maupun berdasarkan potensi-potensi lain.
Setiap anak tentunya menpunyai karakteristik yang berbeda- beda. Siswa adalah pembelajar yang unik, berbagai kemampuan ada dalam diri mereka. Tinggal bagaimana guru menyikapinya dalam proses belajar mengajar. Tentunya dalam mengajar, guru harus memahami setiap karakteristik siswanya.
Sedangkan pengertian mengajar adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya dengan cara- cara bagaimana belajar (Joyce&Well,1996). Jadi, guru bukan sebagai sumber utama dalam pemerolehan informasi. Disini siswa dapat mencari berbagai sumber informasi lain, misalnya dengan media elektronik, dengan orang tua, teman, dan lainnya.
Dalam pembelajaran guru menempatkan siswa( peserta didik) sebagai subjek bukan objek. Dalam pembelajaran, guru sering menyuruh siswa untuk menghafal, mempelajari suatu pelajaran sampai ia bisa. Kemudian siswa disuruh menghafal dan guru mendengarkan. Belajar bukan hanya dengan hapalan. Biarkan siswa belajar dengan gayanya sendiri. Siswa bukan mesin yang dapat di setting sesuai dengan apa yang kita inginkan. Biarkan saja siswa untuk mengeluarkan kreativitasnya. Dengan demikian siswa akan memahami jika ia butuh akan “belajar”.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang “ Karakteristik Perkembangan Anak Usia SMP” tersebut diatas, maka dapat di tarik kesimpulansebagai berikut :
Karakteristik Perkembangan Anak Usia SMP Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa adolescere yang berarti “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki artimencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.WHO membagi 2 tahap usia remaja yaitu: A). Remaja Awal : 10 – 14 tahun. B). Remaja akhir : 15 – 20 tahun Oleh karena itu, anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat di kategorikan sebagai anak usia remaja awal.
Ciri-ciri Masa Remaja : a. Ciri Fisik/Biologis Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja perempuan dan perubahan suara pada remaja laki-laki.
Ciri Psikologis Secara umum, dari sisi psikologis seorang remaja memiliki beberapa ciri sebagai berikut:1) Kegelisahan 2)Pertentangan 3) Mengkhayal 4) Aktivitas kelompok 5) Keinginan mencoba segala sesuatu
Perkembangan anak usia SMP:
Perkembangan aspek kognitif meliputi fungsi intelektual seperti pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan berpikir.
Perkembangan aspek afektif menyangkut perasaan, modal dan emosi.
Perkembangan aspek psikomotorik seusia anak SMP ditandai dengan perubahan jasmani dan fisiologis sex yang luar biasa
Peran lingkungan terhadap perkembangan anak itu adalah faktor yang sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan anak tersebut, karena perkembangan psikologi bisa menjalar dengan cepat itu juga tergantung dari lingkungan mereka. sehingga diharapkan bagi seluruh elemen masyarakat untuk dapat sebisanya mungkin mendidik putra-putri mereke dengan baik agar supaya kelak mereka bisa menjadi pribadi yang teratur dan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu, Psikologi Umum, ( Semarang : Rineka Cipta, 2003), hal.5
Ali Mohammad, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Bumi Aksara, 2014) bab 6
Danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru (Bandung Alfabeta, 2010).
Dra. Desmita, M.Si Psikologi Perkembangan Peserta Didik (PT. Remaja Rosdakarya 2009)
Gazali, M.A. dan H. Birkenfeld.1977. Ilmu Jiwa. Bandung : Ganaco N.V.
Hartono dan Sunarto. 2008. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: Rineka Cipta)
Hendriati Agustiani, 2006. Psikologi Perkembangan , Aditama : Bandung
Ibid, h. 9.
James F, Brennan, 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991. H. 232.
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2003), h. 7.
Purwanto Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 7
Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2010).
Santrock John W., Masa Perkembangan Anak Edisi 11 Buku 2, (Salemba Humanika, 2011), bab 15-16
Sobur Alex, Psikologi Umum, ( Bandung : Pustaka Setia, 2003), hal.41
Sujanto Agus, Psikologi Umum, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hal.41
Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka
Sunarto, 1999. Perkembangan Peserta Didik, Rineka Cipta : Jakart
Yusuf, S. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2009)
Zulkifli, L.. 1992. Psikologi Perkembangan. (Bandung : PT Remaja Rosda Karya)